MUDA Mahendrawan mencoret usul pembangunan rumah dinas bupati dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kubu Raya 2011. Mubazir, begitu alasannya.
“Sudah dihitung-hitung, kebutuhan dananya sekitar Rp7 miliar. Itu baru bangunan fisik, belum termasuk perabot dan sarana lainnya,” ungkap Muda, Bupati Kubu Raya, beberapa waktu lalu.
Dana itu setara anggaran untuk bantuan operasional sekolah daerah (bosda) Kubu Raya. Muda kemudian mengalokasikannya ke sektor pendidikan dan kesehatan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya getol mengefisienkan pengelolaan keuangan daerah. Anggaran untuk seremonial dan perjalanan dinas pejabat pun ikut dipangkas demi penghematan.
Sejalan dengan kebijakan itu, anggaran belanja publik terus ditingkatkan setiap tahun. Porsi belanja langsung yang hanya sebesar 42,35% pada APBD 2009 naik menjadi 53% pada 2012. (BACA: Ajak Warga Kembali lagi ke Desa)
Kubu Raya menjadi proyek percontohan tata kelola pemerintahan untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs) di Kalimantan Barat. Program yang berjalan sejak 2010 itu menekankan pencapaian MDGs melalui politik penganggaran yang prorakyat.
“Pagu anggaran harus mengacu kepada kebutuhan masyarakat, bukan berdasarkan kebutuhan SKPD dan berorientasi proyek,” kata Gustiar, Sekretaris Wilayah Jari Borneo Barat, penyelenggara program tersebut, belum lama ini.
Organisasi pengawas pembangunan berbasis komunitas itu mengadvokasi masyarakat dan mengawal perencanaan anggaran mulai di tingkat desa. Itu juga meningkatkan kapasitas masyarakat dan aparatus pemerintah setempat.
Pencapaian MDGs di Kubu Raya, terutama di sektor pendidikan dan kesehatan, mulai mendekati kenyataan. Angka kematian bayi, balita, dan ibu melahirkan serta kasus gizi buruk cenderung menurun setiap tahun. Begitu pula angka penyandang buta huruf, warga putus sekolah, dan tidak bersekolah bisa diminimalkan.
“Jari saat ini mendorong terbitnya peraturan bupati tentang SPM (standar pelayanan minimal) di bidang kesehatan dan pendidikan,” ungkap Gustiar. (Aries Munandar) LANJUT KE: Mengubah Wacana Menjadi Karya
COMMENTS