Langit di
Singkawang seolah menampilkan atraksi perang bintang. Ribuan kembang api itu
digelar warga untuk menyambut malam pergantian Tahun Baru Imlek 2561.
Perayaan Imlek
atau dikenal juga Sin Cia di kota yang berjarak sekitar 150 kilometer dari Pontianak,
ibu kota Kalbar, itu memang selalu disambut meriah oleh warga setempat.
Pasalnya, komunitas Tionghoa di sana cukup dominan, yakni hampir separuh dari
jumlah penduduk.
Kemeriahan
suasana Imlek di Singkawang sudah terasa sejak beberapa pekan lalu. Jalan-jalan
utama dan lokasi permukiman di ‘Kota Seribu Kelenteng’ itu berbenah
mempercantik diri dengan aneka lampion dan ornamen Imlek lainnya.
“Ada semacam
imbauan dari pemerintah kota agar setiap warga menghiasi rumahnya dengan
lampion selama perayaan Imlek,” kata Fauzi, 33, warga Singkawang.
Setiap tahunnya,
selain pesta kembang api, warga juga menggelar kegiatan lain yang spektakuler
dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri). Misalnya, pembuatan replika
naga (liong) raksasa sepanjang 288 meter pada 2008 dan pergelaran 10.850
lampion hias pada Imlek 2009.
Aksi spektakuler
juga kembali diusung pada perayaan tahun ini, yakni melalui pembuatan kue
keranjang dan lampion hias raksasa. Kue keranjang setinggi 1 meter, diameter
2,88 meter, dan berat 8 ton lebih itu diharapkan mampu memecahkan rekor
nasional.
“Kue keranjang
simbol perekat kekeluargaan dan kebahagiaan. Kami membuatnya dalam ukuran
raksasa untuk menunjukkan kepada dunia luar tentang kemeriahan Imlek di
Singkawang,” ujar Sekretaris Panitia Perayaan Imlek dan Capgome Singkawang,
Bong Cin Nen.
Proses
pembuatannya pun cukup lama, yakni 16 hari dengan menghabiskan bahan-bahan,
antara lain 4,6 ton ketan putih serta 4,6 ton gula pasir. Begitu juga dengan
lampion raksasa setinggi 24 meter dan diameter 32 meter, menghabiskan 3.500
batang bambu, serta 2.000 meter kain parasut. Sebanyak 4.000 watt listrik
dialirkan sebagai sumber cahaya.
Selain berbagai
atraksi dan pesta rakyat, komunitas Tionghoa di Singkawang juga menggelar
serangkaian acara ritual dan persembahyangan di kelenteng. Mereka berdoa dan
mengucapkan syukur serta memohon kepada Tuhan agar selalu diberkati kesehatan,
keselamatan, dan kemudahan dalam berusaha serta umur panjang. (Aries Munandar) lihat juga di sini
COMMENTS