PERJALANAN Tim Border Blogger Movement (BBM) saat menyusuri perbatasan Indonesia di Kalimantan Barat juga melahirkan banyak kisah. Satu di antaranya ketika mereka menjejakkan kaki di Kecamatan Puring Kencana, Kabupaten Kapuas Hulu. (baca: Buka Sekat Terabas Pekat)
Tim mendapati sebuah ruang kelas di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Sungaiantu hanya dihuni satu siswa. Sang guru mengakui bocah perempuan tersebut ialah satu-satunya siswa yang belajar di kelas itu.
“Teman-temannya pindah dan bersekolah ke Malaysia,” kata Manajer Program BBM Asriyadi Alexander Mering.
Tim BBM lantas menyusuri dan mengonfirmasi temuan tersebut ke pemerintah setempat. Hasilnya ternyata cukup mencengangkan. Data Pemerintah Kecamatan Puring Kencana mencatat terdapat 64 warga yang pindah ke Serawak, Malaysia, selama 2011.
Jumlah itu makin banyak karena ada juga 61 warga lain yang bersekolah di negeri jiran tersebut. Jumlah itu belum termasuk 38 warga mereka yang menetap sementara di Malaysia karena bekerja di sana. Warga Puring Kencana juga ditengarai banyak berkartu tanda penduduk Malaysia. (baca: Bangunan Optimisme di Beranda Negeri)
Warga yang pindah dan bersekolah ke Malaysia berasal dari Desa Kantuk Bunut dan Desa Merakai. Adapun warga yang menjadi tenaga kerja migran kebanyakan dari Desa Merakai.
Asriyadi menuturkan animo warga bersekolah ke Malaysia dipicu kesenjangan fasilitas dan kualitas pendidikan. Di seberang, warga bisa mengenyam pendidikan berstandar internasional dan disubsidi pemerintah Malaysia. Itu jauh berbeda dengan sekolah di Puring Kencana yang berfasilitas seadanya.
Pihak Malaysia juga aktif mengajak warga Puring Kencana bersekolah di tempat mereka. “Kepala sekolah Malaysia turun langsung ke kampung-kampung. Mereka disambut warga seperti pejabat penting,” ungkap Asriyadi, mengutip pengakuan warga. (Aries Munandar) lanjut ke: Komitmen Bercahaya Pelita
COMMENTS