Pasir Timbul dari kejauhan tampak seperti garis atau celah sempit yang tersapu buih dari riak lautan dengan berlatarkan langit biru.
ARIES MUNANDAR
PASIR kecokletan menghampar menyerupai pulau kecil di tengah lautan. Ia terlihat memesona di bawah naungan langit biru dan kepungan perairan bening di sekelilingnya. Warna langit nan cerah yang memantul di pesisir perairan membuat pemandangan di kawasan ini semakin menyejukkan mata.
Hamparan pasir yang membentuk pulau itu berada di perairan Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat. Daratan tersebut hanya sewaktu-waktu muncul ke permukaan, mengikuti siklus pasang-surut air laut. Timbul sewaktu laut surut, dan tenggelam kembali saat laut pasang tiba. Itu sebabnya daratan ini disebut atau dikenal dengan nama Pasir Timbul.
Pasir Timbul berluas sekitar 100 meter persegi. Semakin surut kondisi laut maka semakin luas pula daratan tersebut. Siklus pasang-surut juga memengaruhi segmentasi daratan di pasir timbul. Wilayahnya pun terbagi menjadi beberapa daratan atau pulau kecil yang dipisahkan oleh genangan dangkal.
Pasir Timbul dari kejauhan tampak seperti garis atau celah sempit yang tersapu buih dari riak lautan dengan berlatarkan langit biru. Daratan yang bersih dan alami semakin mengundang untuk disinggahi. Pengunjung pun puas berlarian mengitari kawasan sembari bermain air. Ada pula yang bersnorkeling untuk menikmati alam bawah laut.
Pasir timbul kerap dijadikan sebagai kunjungan pamungkas oleh wisatawan di Kepulauan Raja Ampat. Tapi, tidak jarang pula lokasi ini dijadikan sebagai tujuan utama bagi pelancong yang memiliki waktu terbatas. Sebab, jarak tempuh Pasir Timbul dari Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat hanya sekitar 30 menit dengan mengunakan speed boat. lihat juga di sini
COMMENTS